Wisata Religi Astah Gumok




Konon katanya, Kiai AIi mempu­nyai kelebihan di luar nalar, yakni bisa mengajari kera berbicara bah­kan sampai bisa mengaji. Diceritakan pada waktu itu, Sumenep pemerintahannya masih berbentuk kerajaan. Salah seorang raja mempu­nyai anak yang dititipkan kepada Kiai Ali untuk belajar mengaji. konon, pada saat belajar mengaji putra raja tersebut dipukul oleh Kiai Ali. Setelah itu putra raja pulang dan mengadukan sikap Kiai Ali pada sang ayahnya.


lalu sang raja memerintahkan sang prajurit untuk memanggil Kiai Ali dan menanyakan alasan putranya sampai dipukul. Tanpa rasa takut Kiai Ali menjawab bahwa sebenarnya dia tidak berniat memu­kul putra raja melainkan kebodohanlah yang dipukulnya agar kebodohan itu tidak menemani putra ra­ja. Dan rajapun tersinggung dengan jwaban kiai. Lalu Raja mengatakan bahwa jika memang K Ali bisa membuat orang pintar dengan memukul maka Kiai Ali boleh pulang membawa kera 
den­gan syarat harus bisa mengajari kera tersebut mengaji.

Kono katanya, kera dibawa oleh Kiai Ali ke rumahnya. Dan setiap malam Kiai Ali mengajak kera itu untuk memancing bersamanya sehingga pada suatu malam tepatnya malam ke 39, Kiai Ali memberikan tali tambang yang terbuat dari sabut kelapa kepada si kera dengan cara mengikatkan pada jarinya lalu dibakarnya.

Namun, entah karena legenda itu atau yang lainnya, makam Kiai Ali sampai sekarang tak pernah sepi dari kunjungan para peziarah. Mereka datang dengan berbagai tujuan dan keperluan. Mulai yang urusan datang dengan tujuan keilmuan hingga yang soal urusan kelancaran rejeki.



Namun, sayangnya menurut Su­habi, Asta Gumuk yang memiliki luas area sekitar 100 m X 150 m ini bagian atasnya belum beratap. “Ma­kam Kiai Ali memang tidak diberi atap karena beliau tidak mau, sebab pernah diberi tapi roboh disapu angin. Begitu seterusnya, setiap kali diberi atap selalu roboh. Karena itu­lah lantas ada kepercayaan bahwa makam beliau tidak mau diberi atap,” ujar Suhabi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar